STRUTHIONIFORMES
Famili Struthioniformes
- Kingdom :Animalia
- Filum :Chordata
- Kelas :Aves
- Ordo: :Struthioniformes
- Famili: :Struthionidae
- Genus: :Struthio
- Spesies: :Struthio
Camelus
Burung
unta adalah hewan berdarah panas, mempunyai sayap dan tubuh yang diselubungi
bulu. Bulu mereka tidak berfungsi sebagai kerajang udara, tetapi pernah populer
sebagai hiasan topi wanita dan sebagainya. Paruhnya tidak bergigi dan
lancip.Burung unta mempunyai leher yang panjang dan mampu beralri sehingga 65
km/jam. Burung unta terkenal dengan sarang masyarakat, di mana beberapa ekor
burung betina akan bertelur dalam satu sarang, untuk dierami oleh betina pada
waktu siang dan jantan pada waktu malam. Telur burung unta adalah telur yang
terbesar.
- Kingdom :Animalia
- Filum :Chordata
- Kelas :Aves
- Ordo: :Struthioniformes
- Famili: :Rheidae
- Genus: :Rhea
Rhea
adalah burung besar yang tidak dapat terbang yang memiliki kaki dan leher
panjang, dan berwarna abu-abu kecokelatan. Burung ini bisa mencapai tinggi lima
kaki (1.7 m). Sayap rhea sangat besar dan akan membentang ketika berlari,
berfungsi seperti layar pada kapal. Tidak seperti burung lainnya, jari kaki
rhea hanya berjumlah tiga, namun ini dapat membuat mereka berlari lebih
leluasa. Rhea adalah omnivore, umumnya daun pepohonan, namun Rhea juga memakan
biji, akar, buah, serangga,vertebrata kecil, dan bangkai binatang.
- Kingdom :Animalia
- Filum :Chordata
- Kelas :Aves
- Ordo: :Struthioniformes
- Famili: :Casuariidae
- Genus: :Casuarius
- Spesies: :Casuarius
casuarius
Kasuari
Gelambir-ganda atau dalam nama ilmiahnya Casuarius casuarius adalah salah satu
burung dari tiga spesies Kasuari. Burung dewasa berukuran besar, dengan
ketinggian mencapai 170cm, dan memiliki bulu berwarna hitam yang keras dan
kaku. Kulit lehernya berwarna biru dan terdapat dua buah gelambir berwarna
merah pada lehernya. Di atas kepalanya terdapat tanduk yang tinggi berwarna
kecoklatan. Burung betina serupa dengan burung jantan, dan biasanya berukuran
lebih besar dan lebih dominan.Burung Kasuari mempunyai kaki yang besar dan kuat
dengan tiga buah jari pada masing-masing kakinya. Jari-jari kaki burung ini
sangat berbahaya karena diperlengkapi dengan cakar yang sangat tajam. Seperti
umumnya spesies burung-burung yang berukuran besar, burung Kasuari
Gelambir-ganda tidak dapat terbang.Pakan burung Kasuari Gelambir-ganda terdiri
dari aneka buah-buahan yang terjatuh di dasar hutan.
Burung
Kasuari biasanya hidup sendiri, berpasangan hanya pada waktu musim berbiak.
Anak burung dierami dan dibesarkan oleh burung jantan. Casuarius adalah salah
satu dari dua genus burung di dalam suku Casuariidae. Genus ini terdiri dari
tiga spesies kasuaKasuari diperlengkapi tanduk di atas kepalanya, yang membantu
burung ini sewaktu berjalan di habitatnya di hutan yang lebat. Selain tanduk
dikepalanya, kasuari mempunyai kaki yang sangat kuat dan berkuku tajam. Burung
kasuari betina biasanya berukuran lebih besar dan berwarna lebih terang
daripada jantan dari yang berukuran sangat besar dan tidak dapat terbang.
- Kingdom :Animalia
- Filum :Chordata
- Kelas :Aves
- Ordo: :Struthioniformes
- Famili: :Dromaideae
- Genus: :Dromaius
- Spesies: :Dromaius
Novaehollandiae
Burung Emu
mempunyai bulu lembut yang berwarna coklat dan boleh mencapai ketinggian
sebanyak dua meter dan berat sebanyak 45 kilogram. Burung ini ialah haiwan
berkelana, dan boleh membuat perjalanan jarak panjang untuk mencari makanan
yang termasuk berbagai-bagai tumbuhan dan serangga. Jika perlu, burung ini
boleh mencapai 50 kilometer sejam (31 batu sejam) untuk setakat masa.
- Kingdom :Animalia
- Filum :Chordata
- Kelas :Aves
- Ordo: :Struthioniformes
- Famili: :Apterygidae
- Genus: :Apteryx
Kiwi
adalah spesies lain dari burung tidak dapat terbang yang endemik di Selandia
Baru dari genus Apteryx (satu-satunya genus dalam famili Apterygidae). Dalam
ukurannya yang seperti ayam domestik, kiwi adalah ratite hidup yang paing
kecil. Seluruh spesies kiwi adalah spesies terancam.
A.
Sistem respirasi
Alat pernapasan yang terdiri atas:
a. Lubang hidung
b. Celah tekaka pada faring,
berhubungan dengan trakea.
c. Trakea
berupa pipa dengan penebalan tulang rawan berbentuk cincin yang tersusun
disepanjang trakea.
d. Siring
(alat suara), terletak dibagian bawah trakea. Dalam siring terdapat otot
sternotrakealis yang menghubungkan tulang dada dan trakea, serta berfungsi
untuk menimbulkan suara. Selain itu dapat juga otot siringialis yang
menghubungkan siring dengan dinding trakea sebelah dalam. Dalam rongga siring
terdapat selaput iank mudah bergetar. Getaran selaput suara tergantung besar
kecilnya ruangan siring yang diatur oleh otot sternotrakealis dan otot
siringialis.
e. Bifurkasi trakea, yaitu percabangan
trakea menjadi dua bronkus kanan dan kiri.
f. Bronkus (cabang trakea), tertletak
antara siring dan paru-paru
g. Paru-paru dengan selaput pembungkus
paru-paru yang disebut pleura.
Mempunyai
alat bantu pernapasan yang disebut pundi-pundi udara yang berhubungan dengan
paru-paru. Fungsi pundi-pundi udara antara lain untuk membantu pernapasan dan
membantu membesarkan rongga siring sehingga dapat memperkeras suara. Proses
pernapasan pada burung terjadi sebagai berikut. Jika otot tulang rusuk
berkontaksi, tulang rusuk bergerak ke arah depan dan tulang dada bergerak ke
bawah. Rongga dada menjadi besar dan tekanannya menurun. Hal ini menyebabkan
udara masuk ke dalam paru-paru dan selanjutnya masuk ke dalam pundi-pundi
udara.
Pada waktu otot tulang rusuk mengendur, tulang rusak bergerak ke arah belakang
dan tulang dada bergerak ke arah atas. Rongga dada mengecil dan tekanannya
menjadi besar, mengakibatkan udara keluar dari paru-paru. Demikian juga udara
dari pundi-pundi udara keluar melalui paru-paru. Pengambilan oksigen oleh
paru-paru terjadi pada waktu inspirasi dan ekspirasi. Pertukaran gas hanya
terjadi di dalam paru-paru. Untuk lebih jelas, dibawah ini akan dijelaskan
bagaimana mekanisme pernapasan pada burung. Pertukaran gas terjadi dalam
paru-paru, tepatnya pada parabronkus yang banyak mengandung pembuluh-pembuluh
darah. Paru-paru burung berhubungan dengan sakus pneumatikus melalui perantara
bronkus rekurens. Selain berfungsi sebagai alat bantu pernapasan saat terbang,
sakus pneumatikus juga membantu memperbesar ruang siring sehingga dapat
memperkeras suara, mencegah hilangnya panas badan yang terlalu tinggi,
menyelubungi alat-alat dalam untuk mencegah kedinginan, serta mengubah massa jenis
tubuh pada burung-burung perenang. Perubahan massa jenis ini dengan cara
memperbesar atau memperkecil kantong udara.
Pernapasan burung dilakukan dengan dua macam, yaitu pada terbang dan tidak
terbang. Pada waktu tidak terbang, pernapasan terjadi karena gerakan tulang
dada sehingga tulang-tulang rusuk bergerak kemuka dan ke arah bawah. Akibatnya,
rongga dada membesar dan paru-paru mengembang. Mengembangnya paru-paru
menyebabkan udara luar masuk (inspirasi). Sebaliknya dengan mengecilnya rongga
dada, paru-paru akan mengempis sehingga udara dari kantung udara kembali ke
paru-paru. Jadi, udara segar mengalir melalui parabronkus pada waktu inspirasi
maupun ekspirasi sehingga fungsi paru-paru burung lebih efisien dari pada
paru-paru mamalia.
B. Sistem Pencernaan
Organ
pencernaan pada burung terbagi atas saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Makanan burung bervariasi berupa biji-bijian, hewan kecil, dan buah-buahan. Saluran
pencernaan pada burung terdiri atas:
1) Paruh: merupakan modifikasi dari gigi,
2) Rongga mulut: terdiri atas rahang atas yang merupakan penghubung antara
rongga mulut dan tanduk,
3) Faring: berupa saluran pendek, esofagus: pada burung terdapat pelebaran pada
bagian ini disebut tembolok, berperan sebagai tempat penyimpanan makanan yang
dapat diisi dengan cepat,
4) Lambung terdiri atas:Proventrikulus (lambung kelenjar): banyak menghasilkan
enzim pencernaan, dinding ototnya tipis. Ventrikulus (lambung
pengunyah/empedal): ototnya berdinding tebal. Pada burung pemakan biji-bijian
terdapat kerikil dan pasir yang tertelan bersama makanan vang berguna untuk
membantu pencernaan dan disebut sebagai ” hen’s teeth”,
5) Intestinum: terdiri atas usus halus dan usus tebal yang bermuara pada
kloaka.
Usus halus pada burung terdiri dari duodenum, jejunum dan ileum.
Kelenjar pencernaan burung meliputi: hati, kantung empedu, dan pankreas. Pada
burung merpati tidak terdapat kantung empedu.
C. Sistem
Reproduksi
Kelompok burung merupakan hewan
ovipar. Walaupun kelompok burung tidak memiliki alat kelamin luar, fertilisasi
tetap terjadi di dalam tubuh. Hal ini dilakukan dengan cara saling menempelkan
kloaka.
a.
Sistem Genitalia Jantan.
Testis berjumlah sepasang, berbentuk oval atau
bulat, bagian permukannya licin, terletak di sebelah ventral lobus penis bagian
paling kranial. Pada musim kawin ukurannya membesar. Di sinilah dibuat dan
disimpan spermatozoa. Saluran reproduksi. Tubulus mesonefrus membentuk duktus
aferen dan epididimis. Duktus wolf bergelung dan membentuk duktus deferen. Pada
burung-burung kecil, duktus deferen bagian distal yang sangat panjang membentuk
sebuah gelendong yang disebut glomere. Dekat glomere bagian posterior dari
duktus aferen berdilatasi membentuk duktus ampula yang bermuara di kloaka
sebagai duktus ejakulatori.duktus eferen berhubungan dengan epididimis yang
kecil kemudian menuju duktud deferen. Duktus deferen tidak ada hubungannya
dengan ureter ketika masuk kloaka.
b.
Sistem Genitalia Betina.
Ovarium. Selain pada burung elang, ovarium
aves yang berkembang hanya yang kiri, dan terletak di bagian dorsal rongga
abdomen. Saluran reproduksi, oviduk yang berkembang hanya yang sebelah kiri,
bentuknya panjang, bergulung, dilekatkan pada dinding tubuh oleh mesosilfing
dan dibagi menjadi beberapa bagian; bagian anterior adalah infundibulumyang punya
bagian terbuka yang mengarah ke rongga selom sebagai ostium yang dikelilingi
oleh fimbre-fimbre. Di posteriornya adalah magnum yang akan mensekresikan
albumin, selanjutnya istmus yang mensekresikan membrane sel telur dalam dan
luar. Uterus atau shell gland untuk menghasilkan cangkang kapur.
c.
Proses Fertilisasi
Pada
burung betina hanya ada satu ovarium, yaitu ovarium kiri. Ovarium kanan tidak
tumbuh sempurna dan tetap kecil yang disebut rudimenter. Ovarium dilekati oleh
suatu corong penerima ovum yang dilanjutkan oleh oviduk. Ujung oviduk membesar
menjadi uterus yang bermuara pada kloaka. Pada burung jantan terdapat sepasang
testis yang berhimpit dengan ureter dan bermuara di kloaka.
Fertilisasi akan berlangsung di daerah ujung oviduk pada saat sperma masuk ke
dalam oviduk. Ovum yang telah dibuahi akan bergerak mendekati kloaka. Saat
perjalanan menuju kloaka di daerah oviduk, ovum yang telah dibuahi sperma akan
dikelilingi oleh materi cangkang berupa zat kapur.
Telur dapat menetas apabila dierami oleh induknya. Suhu tubuh induk akan
membantu pertumbuhan embrio menjadi anak burung. Anak burung menetas dengan
memecah kulit telur dengan menggunakan paruhnya. Anak burung yang baru menetas
masih tertutup matanya dan belum dapat mencari makan sendiri, serta perlu dibesarkan
dalam sarang.
d.
Fungsi bagian-bagian telur aves :
· Titik
embrio –> bagian yang akan berkembang menjandi embrio
· Kuning
telur –> cadangan makanan embrio
· Kalaza –> menjaga goncangan embrio
· Putih
telur –> menjaga embrio dari goncangan
· Rongga
udara –> cadangan oksigen bagi embrio
Jantung
burung gereja berdetak 460 kali dalam semenit. Suhu tubuhnya adalah 108°F
(42°C). Suhu tubuh setinggi ini, yang bisa berakibat kematian pada binatang
darat, sangat penting bagi kelangsungan hidup sang burung. Tingkat energi yang
tinggi yang diperlukan oleh burung untuk terbang dihasilkan oleh metabolisme
tubuh yang cepat ini.
D. Sistem Peredaran Darah
Untuk
mempelajari peredaran darah pada aves, kita ambil contoh peredaran darah
burung. Peredaran darah burung tersusun oleh jantung sebagai pusat peredaran
darah, dan pembuluh-pembuluh darah. Darah pada burung tersusun oleh eritrosit
berbentuk oval dan berinti.
Jantung burung berbentuk kerucut dan terbungkus selaput perikardium. Jantung
terdiri dari dua serambi yang berbdinding tipis serta dua billik yang
dindingnya lebih tebal.
Pembuluh-pebmuluh darah dibedakan atas arteri dan vena. Arteri yang keluar dari
bilik kiri ada tiga buah, yaitu dua arteri anonim yang bercabang lagi menjadi
arteri-arteri yang memberi darah kebagian kepala, otot terbang, dan anggota
depan; dan sebuah aorta yang merupakan sisa dari arkus aortikus yang menuju
kekanan (arkus aortikus yang menuju kekiri mereduksi). Pembuluh nadi ini
kemudian melingkari bronkus sebelah kanan dan membelok kearah ekor menjadi aorta
dorsalis (pembuluh nadi punggung). Pembuluh nadi yang keluar dari bilik kanan
hanya satu, yakni arteri pulmonalis (pembuluh nadi paru-paru), yang kemudian
bercabang menuju paru-paru kiri dan kanan.
Pembuluh
balik atau vena dibedakan atas:
1. Pembuluh balik tubuh bagian atas (vena kava superior); vena ini
membawa darah dari kepala, anggota depan, dan anggota otot-otot pektoralis
menuju jantung.
2. Pembuluh balik tubuh bagian bawah (vena kava inferior); membawa darah dari
bagian bawah tubuh ke jantung.
3. Pembuluh balik yang datang dari paru-paru (pulmo) kanan dan paru-paru kiri
serta membawa darah menuju serambi kiri jantung.
E. Sistem Ekskresi
Alat
ekskresi burung berupa sepasang ginjal metanerfous.ginjal dihubungkan oleh
ureter ke kloaka karena burung tidak memiliki vesika urinaria. Tabung ginjal
burung lebih banyak dari pada mamalia karena kecepatan metabolisme burung
sangat tinggi. Tiap 1ml kubik jaringan korteks ginjal burung mengandung 100
sampai dengan 500 tabung ginjal ini membentuk lengkung henle kecil.
Air dalam tubuh disimpan melelui reabsorpsi ditubulus. Di dalam kloaka juga
terjadi reabsorpsi air yang menambah jumlah air dalam tubuh. Sampah nitrogen
dibuang sebagai asam urat yang dikeluarkan lewat kloaka sebagai kristal putih
yang bercampur feses.Khusus pada burung laut, misalnya camar, selain
mengekskresi asam urat juga garam. Hal ini disebabkan karena burung laut
meminum air garam dan memakan ikan laut yang mengandung garam. Burung laut
memiliki kelenjar pengekskresi garam diatas mata. Larutan garam mengalir
kerongga hidung kemudian keluar lewat nares luar dan akhirnya garam keluar
lewat ujung paruh.
F. Sistem
Saraf
Susunan
saraf pada burung serupa dengan susunan saraf pada manusia dan hewan
menyusui.Segala kegiatan saraf di atur oleh susunan saraf pusat. Susunan saraf
pusat terdiri dari otak dan sumsum belakang.Otak burung juga terdiri atas empat
bagian ,otak besar,otak tengah,otak kecil dan sum-sum lanjutan.Selain otak
kecil maka otak besar pada burung juga bisa tumbuh dengan baik.Otak besar
burung berbeda dengan otak besar pada manusia.Permukaan otak besar pada burung
tidak berlipat-lipat,sehingga jumlah neuron padda burung berkembang dengan
membentuk dua gelembung.Perkembangan ini berhubungan dengan fungsi
penglihatanya.Otak kecil pada burung mempunyai lipatan-lipatan yang memperluas
permukaan sehingga dapat menampung sejumlah neuron yang cukup
banyak.Perkembangan Otak kecil ini berguna bagi pengaturan keseimbangan burung
di waktu terbang.
G. Sistem
Rangka
Burung memiliki struktur tulang yang
beradaptasi untuk terbang.Adaptasi
tulang burung adalah sebagai berikut :
• Burung memiliki paruh yang lebih ringan dibandingkan rahang dan gigi pada
hewan mamalia.
• Burung memiliki sternum (tulang dada) yang pipih dan luas,berguna sebagai
tempat pelekatan otot terbang yang luas.
• Tulang-tulang burung berongga dan ringan .Tulang-tulang tersebut sangat kuat
karena memiliki struktur bersilang.
• Sayap tersusun dari tulang-tulang yang lebih sedikit dibandingkan
tulang-tulang pada tangan manusia.Hal ini berfungsi untuk mengurangi berat
terutama ketika burung terbang.
• Tulang belakang bergabung untuk memberi bentuk rangka yang padat,terutama
ketika mengepakkan sayap pada saat terbang.
Burung juga memiliki tulang-tulang yang khas yang sesuai untuk terbang.Anggota
depan berubah fungsi menjadi sayap.Tulang dan dada membesar dan memipih sebagai
tempat melekatnya otot-otot dan sayap.Hal ini memungkinkan burung untuk
terbang.
Berikut gambar struktur rangka pada burung (aves)
b) Fungsi Rangka
Berikut fungsi rangka pada burung :
• Tengkorak : Melindungi otak dan isi kepala
• Tulang leher : Untuk menghubungkan ke tempurung kepala.
• Tulang lengan : Untuk menggerakkan sayap.
• Tulang hasta : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
• Tulang pengumpil : Tulang sayap yang menghubungkan dengan tulang lengan.
• Korakoid : Penghubung tulang dada.
• Tulang dada : Tempat melekatnya oto untuk terbang.
• Tulang rusuk : Tulang yang melindungi isi perut.
• Pelvis : Penghubung tulang ekor.
• Tulang ekor : Tulang penghubung dengan kloaka.
• Tulang kering : Penghubung tulang paha kebetis.
• Tulang paha : Untuk persendian.
Daftar Pustaka
http://id.wikipedia.org/wiki/Rhea
http://id.wikipedia.org/wiki/Kiwi